TI POLITALA 2A BASIS DATA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
basis data
Basis
data menyediakan fasilitas atau memudahkan dalam memproduksi informasi yang
digunakan oleh pemakai untuk mendukung pengambilan keputusan. Hal inilah yang
menjadi alasan dari penggunaan teknologi basis data pada saat sekarang (dunia
bisnis).
Berikut
contoh penggunaan Aplikasi database dalam dunia bisnis :
·
Bank : Pengelolaan
data nasabah, akunting, semua transaksi perbankan
·
Bandara : Pengelolaan
data reservasi, penjadwalan
·
Universitas :
Pengelolaan pendaftaran, nilai, alumni
·
Pabrik : Pengelolaan
data produksi, persediaan barang, pemesanan, agen
·
Telekomunikasi :
Pengelolaan data tagihan, jumlah pulsa
Sebelumnya, sistem yang digunakan untuk
mengatasi semua permasalahan bisnis pengelolaan data secara tradisional dengan
cara menyimpan record-record pada file-file yang terpisah, yang disebut sistem
pemrosesan file. Dimana masing-masing file diperuntukan hanya satu program
aplikasi saja.
Kelemahan dari
sistem pemrosesan File:
1.
Timbulnya data rangkap
(redundancy data) dan ketidak konsistensi data (Inconsistency data)
Karena
file-file dan program aplikasi disusun oleh programmer yang berbeda, sejumlah
informasi mungkin memiliki duplikasi dalam beberapa file. Sebagai contoh nama
mata kuliah dan sks dari mahasiswa dapat muncul pada suatu file memiliki
record-record mahasiswa dan juga pada suatu file yang terdiri dari
record-record mata kuliah. Kerangkapan data seperti ini dapat menyebabkan
pemborosan tempat penyimpanan dan biaya akses yang bertambah. Disamping itu
dapat terjadi inkonsistensi data. Misalnya, apabila terjadi perubahan jumlah
sks mata kuliah, sedangkan perubahan hanya diperbaiki pada file mata kuliah dan
tidak diperbaiki pada file mahasiswa. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan
dalam laporan nilai mahasiswa.
2.
Kesukaran dalam
mengakses data
Munculnya
permintaan-permintaan baru yang tidak diantisipasikan sewaktu membuat program
aplikasi, sehingga tidak memungkinkan untuk pengambilan data.
3.
Data terisolir
(Isolation data)
Karena
data tersebar dalam berbagai file, dan file-file mungkin dalam format-format
yang berbeda, akan sulit menuliskan program aplikasi baru untuk mengambil data
yang sesuai.
4.
Masalah pengamanan
(Security problem)
Tidak
semua pemakai diperbolehkan mengakses seluruh data. Bagian Mahasiswa hanya
boleh mengakses file mahasiswa. Bagian Mata kuliah hanya boleh mengakses file
mata kuliah, tidak boleh mengakses file mahasiswa. Tetapi sejak program-program
aplikasi ditambahkan secara ad-hoc maka sulit melaksanakan pengamanan seperti
yang diharapkan.
5.
Data Dependence
Apabila
terjadi perubahan atau kesalahan pada program aplikasi maka pemakai tidak
mengakses data.
Seiring dengan
berjalannya waktu lambat laun sistem pemrosesan file mulai ditinggalkan karena
masih bersifat manual, yang kemudian dikembangkanlah sistem pemrosesan dengan
pendekatan database.
Pada sistem ini
record-record data disimpan pada satu tempat yakni database dan diatara program
aplikasi maupun pemakai terdapat DBMS (Dtabase Management Sistem).
1.2 Sistem
Manajemen Basis Data (SMBD)
Data adalah
Representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia
(pegawai, mahasiswa, pembeli), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan
sebagainya yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi
atau kombinasinya.
Basis
Data adalah Sekumpulan data yang terintegrasi yang diorganisasi untuk memenuhi
kebutuhan para pemakai di dalam suatu organisasi.
DBMS(Database Management
Systems) adalah perangkat lunak yang menangani semua pengaksesan ke database.
Seorang user
dari sistem dapat melakukan operasi-operasi terhadap file-file tersebut.
Operasi yang dapat dilakukan antara lain :
1. Menambah
file baru ke dalam database
2. Menambah
data ke dalam file yang sudah ada
3. Mengambil
(retrieve) dari file yang sudah ada
4. Merubah
data dari file yang sudah ada
5. Menghapus
data dari file yang sudah ada
6. Menghapus
file dari database
Beberapa
istilah yang digunakan pada basis data :
1.
Enterprise:
Suatu bentuk
organisasi seperti: bank, universitas, rumah sakit, pabrik, dsb. Data yang
disimpan dalam basis data merupakan data operasional dari suatu enterprise.
Contoh data operasional: data keuangan, data mahasiswa, data pasien.
2.
Entitas:
Suatu obyek yang dapat
dibedakan dari lainnya yang dapat diwujudkan dalam basis data.
Contoh Entitas dalam
lingkungan Bank terdiri dari: Nasabah, Simpanan, Hipotik
Contoh Entitas dalam
lingkungan Pabrik terdiri dari: Supplier, Part, Shipment
Kumpulan dari
entitas disebut Himpunan Entitas.
Contoh: semua
nasabah, semua supplier
3. Atribut
(Elemen Data):
Karakteristik dari entitas tsb.
Contoh Entitas Nasabah, atributnya
terdiri dari: Kode Nasabah, Nama Nasabah, Alamat Nasabah.
4. Nilai Data
(Data Value):
Isi data / informasi yang tercakup
dalam setiap elemen data.
Contoh
Atribut Nama Nasabah dapat berisi Nilai Data: Nina, Rika, Gema, dsb.
5. Kunci
Elemen Data (Key Data Elemen):
Tanda pengenal yang
secara unik mengidentifikasikan entitas dari suatu kumpulan entitas.
Contoh Entitas Nasabah
yang mempunyai atribut-atribut Kode Pepustakaan Nama Anggota, Alamat Anggota, dsb
menggunakan Kunci Elemen Data Kode Perpustakkan
6. Record
Data:
Kumpulan
isi elemen data (atribut) yang saling berhubungan.
Contoh: kumpulan
Atribut Kode Nasabah, Nama Nasabah, Alamat Nasabah berisikan "931109", "Nina",
"Jl. Keamanan 63A".
1.3 Struktur
Dan Komponen-Komponen dalam SMBD
1.
Data
Disimpan secara
terpadu (integrated) dan dapat dipakai secara bersama (shared).
2.
Perangkat Keras
Terdiri dari
unit penyimpanan sekunder.
Contoh : disk,
drum
3.
Perangkat Lunak
Menghubungkan
antara pemakai dan data di dalam sistem basis data
BAB II
KONSEP DAN ARSITEKTUR SMBD
2.1 Model, Skema dan Instances Data
Dalam pembuatan
basis data, agar basis data yang dibuat bisa sesuai dengan yang diinginkan maka
diperlukan proses perancangan terlebih dahulu. Dimana dalam proses ini
dilakukan pendeskripsian data dalam bentuk schema serta pembuatan model
datanya. Untuk itu kita perlu mengetahui konsep dari schema dan model data
dalam basis data.
Schema merupakan deskripsi dari basis
data berupa abstraksi data yang terdiri dari nama dan tipe dari record,
item-item data, serta constraint dari basis data.
Sedangkan model data merupakan alat
utama yang digunakan untuk menyediakan abstraksi data. Sehingga model data
merupakan penggambaran dari schema basis data.
Ada tiga kategori dalam model
data, yaitu:
1.
Model data tingkat tinggi
Model data ini menggunakan konsep
seperti entity, attribute, dan relationship.
2.
Model data representasional atau implementasi
Termasuk dalam jenis ini adalah
model data relasional, jaringan, dan hirarki. Dimana data disajikan dengan
menggunakan struktur record (record-based data model)
3.
Model data fisik
Model data ini menggambarkan
bagaimana data disimpan dalam komputer yaitu dalam format-format record,
urutan-urutan record, dan access path. Model data nantinya akan menggambarkan
setiap level dari basis data yang tampak seperti pada gambar berikut ini.
Gambar
2.1 Model data
2.2 Arsitektur Basis Data
Arsitektur
DBMS (DataBase Management System) ini dikenal dengan nama arsitektur tiga skema
(three-schema architecture) dimana fungsi ini untuk memisahkan antara basis
data fisik dengan program aplikasi user. Skema-skema tersebut adalah sebagai
berikut:
·
Internal level (internal schema)
Menjelaskan struktur penyimpanan
fisik dari basis data menggunakan model data fisik.
·
Conceptual level (conceptual schema)
Menjelaskan struktur penyimpanan
dari keseluruhan basis data untuk dipakai oleh satu komunitas user menggunakan
model data tingkat tinggi atau model data implementasi.
·
External atau view level (external schema atau
user view)
Menjelaskan sebagian basis data
yang menjadi perhatian dari sekelompok user tertentu menggunakan model data
tingkat tinggi atau model impelementasi.
2.3 Kekangan Dalam Basis Data
Di dalam
perancangan dan penyusunan basis data ada beberapa aturan yang harus dipatuhi.
Kekangan/batasan itu diperlukan agar file-file basis data yang disusun bisa
memenuhi kriteria sesuai dengan definisi basis data. Terdapat beberapa kekangan yang harus dipatuhi
pada file basis data agar dapat memenuhi kriteria sebagai suatu basis data.
Beberapa aturan itu berhubungan dengan masalah kerangkapan data, inkonsistensi
data, data terisolasi, keamanan data, dan integritas data.
1.
Kerangkapan
Data, yaitu munculnya data-data yang sama secara berulang-ulang pada
file basis data yang semestinya tidak diperlukan.
2.
Inkonsistensi
Data, yaitu munculnya data yang tidak konsisten pada medan yang sama
untuk beberapa file dengan kunci yang sama. Ketidak-konsistenan data biasanya
terjadi akibat kesalahan dalam pemasukan data (data entry) atau update anomaly,
yaitu suatu proses untuk meng-update data, tetapi mengakibatkan munculnya data
yang tuda kkonsisten atau kehilangan informasi tentang objek yang ditinjau.
3.
Data
Terisolasi, disebabkan oleh pemakaian beberapa file basis data dimana
program aplikasi tidak dapat mengakses data-data dari file tertentu sehingga
seolah-olah ada file yang terpisah/terisolasi terhadap file yang lain dalam
basis data. Data terisolasi harus dihindari karena akan berakibat pada tidak
lengkapnya informasi yang dihasilkan dari dari pengolahan data dalam basis
data.
4.
Security
Problem, berhubungan dengan masalah keamanan data dalam sistem basis
data. Pada prinsipnya file basis data hanya boleh digunakan oleh pemakai
tertentu yang mempunyai wewenang untuk mengaksesnya.
5.
Integrity
Problem, berhubungan dengan unjuk kerja sistem agar dapat melakukan
kendali/kontrol pada semua bagian sistem sehingga sistem selalu beroperasi
dalam pengendalian yang penuh.
BAB III
BASIS DATA RELASIONAL
3.1 Pengantar
Basis Data Reasional
Database
Relasional sebenarnya adalah suatu konsep penyimpanan data terstruktur, sebelum
konsep database relasional muncul sudah ada uda model database yaitu network
database dan hierarchie database. Teori database relasional di kemukakan
pertamakali oleh Dr. E.F. Codd. Dalam database relasional, data disimpan dalam
bentuk relasi atau tabel dua dimensi, dan antara tabel satu dengan tabel
lainnya terdapat hubungan atau relationship sehingga dapat di simpulkan,
database adalah kumpulan dari sejumlah tabel yang saling hubungan atau saling
keterkaitan. Kumpulan dari data yang diorganisasikan sebagai tabel tadi
disimpan dalam bentuk data elektronik di dalam harddisk komputer dan
dikelompokan secara logis berdasarkan schema user.
Untuk
membuat struktur tabel, mengisi data ke tabel, memperbarui data dan menghapus
data dari tabel diperlukan software. Perangkat lunak yang digunakan membuat
tabel, isi data, ubah data, dan hapus data disebut Relational Database
Management System atau yang biasa di singkat dengan RDBMS. Sedangkan perintah
yang digunakan untuk membuat tabel, mengisi tabel, mengubah tabel, dan
menghapus data disebut perintah SQL (Baca : Sequel) yang merupakan singkatan
dari Structure Query Language. Jadi, setiap aplikasi perangkat lunak RDBMS
pasti bisa dipakai untuk menjalankan perintah SQL. Sebenarnya fungsi RDBMS
bukan cuma untuk buat tabel, isi data, ubah data dan hapus data. Untuk
manajemen data dalam skala yang besar dan agar bisa mendukung proses bisnis
yang kontinyu atau terus menerus dan real time suatu Relational Database
Management System dituntut untuk mempunyai kemampuan manajemen user dan
keamanan data yang terjamin, mencadangkan data dan mengembalikan data serta
kemampuan lainnya yang berkaitan dengan kecepatan pemrosesan data. Sebuah
aplikasi perangkat lunak RDBMS yang ada di pasaran saat ini dan paling sering
digunakan adalah Oracle Database yang di keluarkan oleh Oracle Corporation.
Keuntungan Basis Data
Relasional :
1.Bentuknya
sederhana
2.Mudah
untuk melakukan berbagai operasi data
Istilah dalam
Basis Data Relasional :
Relasi : Sebuah
tabel yang terdiri dari beberapa kolom dan beberapa baris
Atribut : Kolom
pada sebuah relasi
Tupel :
Baris pada sebuah relasi
Domain : Kumpulan
nilai yang valid untuk satu atau lebih stribut
Derajat (degree) : Jumlah
atribut dalam sebuah relasi
Cardinality : Jumlah tupel dalam
sebuah relasi
3.2 Keys
1.
Super Key
2.
Satu atribut /
kumpulan atribut yang secara unik mengidentifikasi sebuah tupel di dalam relasi
3.
Candidate Key
4.
Atribut di dalam
relasi yang biasanya mempunyai nilai unik
5.
Primary Key
6.
Candidate key
yang dipilih untuk mengidentifikasikan tupel secara unik dalam relasi
7.
Alternate Key
8.
Candidate key
yang tidak dipilih sebagai primary key
9.
Foreign Key
10.
Atribut dengan
domain yang sama yang menjadi kunci utama pada sebuh relasi tetapi pada relasi
lai atribut tersebut hanya sebagai atribut biasa
3.3 Pengantar
Model E-R
Model E-R
menggambarkan dunia nyata dalam dua kelompok yaitu entitas dan relationship.
Entitas adalah objek/konsep yang memiliki karakter yang spesifik. Contoh
entitas dalam domain Perpustakaan
adalah Mahasiswa dan Accout.
Relationship adalah hubungan antara entitas. Contoh relationship yang dalam
domain Perpustakaan adalah
relationship antara entitas Mahasiswa
dengan daftar kartu anggota
perpustakaan (nasabah memiliki account).
Notasi untuk entitas pada diagram E-R adalah
menggunakan segiempat. Sedangkan relationship menggunakan simbol diamond.
Contoh:
Gambar
4.1 Contoh entitas dan relationship
3.4 ERD
Atribut
mendeskripsikan karakteristik entitas dan atribut. Contoh: atribut entitas Mahasiswa adalah nomor mahasiswa nama mahasiswa dan alamat. Pada diagram E-R,
atribut digambarkan dengan lingkaran.
Gambar
4.2 Diagram E-R dengan
atribut
Atribut utama yang menjadi pembeda satu
record dengan record lainnya disebut primary key. Pada gambar diatas “nomor”
adalah primary key entitas nasabah dan “nomor acc” adalah primary key account. Pemilihan
entitas dan relationship dalam suatu domain masalah cenderung bersifat
subyektif, setiap perancang database dapat menghasilkan rancangan yang
berbeda-beda.
Contoh: Nasabah memiliki atribut Alamat.
Alamat sendiri sebenarnya bisa dianggap sebagai suatu entitas dengan atribut
“Kode Pos” dan “Kabupaten/kota”. Sehingga diagram untuk entitas nasabah dapat
diubah menjadi:
Gambar
4.3 Entitas nasabah dengan
relationship terhadap entitas alamat
Mana yang paling benar? Apakah alamat
sebagai atribut ataukah alamat sebagai entitas?
Jawabannya tergantung pada domain masalah.
Jika alamat sebagai atribut (Gambar 2), berarti satu nasabah memiliki tepat
satu alamat. Sedangkan untuk alamat sebagai entitas (Gambar 3) , satu anggota dapat memiliki lebih dari
satu alamat dan satu alamat dapat ditempati lebih dari satu anggota. Artinya solusi kedua cakupannya
lebih luas dibandingkan yang pertama.
Tetapi untuk atribut “Nama” yang menempel
kepada entitas “Anggota hal
yang sama akan sulit dilakukan. Ini disebabkan atribut “Nama” secara umum tidak
dapat dianggap sebagai suatu entitas yang terpisah.
3.5 CDM
Conceptual Data
Model atau biasa di sebut CDM. CDM memodelkan struktur logis dari keseluruhan
aplikasi data, tidak tergantung pada software atau pertimbangan model struktur
data. CDM yang valid dapat dikonversi ke PDM atau OOM. CDM dalam penerapannya
dapat di samakan dengan ERD yang fungsinya memang sama yaitu memodelkan
struktur logik dari basis data. CDM dipakai untuk menggambarkan secara
detail struktur basis data dalam bentuk logik. CDM terdiri dari objek yang
tidak diimplementasikan secara langsung kedalam basis data yang sesungguhnya.
3.5.1
Langkah-Langkah membuat CDM
Berikut langkah-langkah membuat CDM:
1. Pahami terlebih dahulu inti permasalahan dari kasus yang
diberikan,
2. Tentukan entity apa saja yang terlibat.
3. Tentukan atribut-atribut data untuk setiap entity berikut tipe datanya.
4. Tentukan hubungan/keterkaitan antar
tiap entity berikut kardinalitasnya.
5. Modelkan Entity dan Relationship.
6. Cek kebenaran model.
7. Perbaiki setiap error dan warning.
3.5.2 Jenis-jenis Objek Dalam CDM
Berikut adalah objek yang ada pada CDM:
1. Entity
Untuk membuat entitas, klik
item pada palette dengan label Entity,
kemudian klik space putih di sebelah kanan. Untuk membuat beberapa entitas,
klik terus sebanyak jumlah entitas yang dibutuhkan.
2.Relationship
Untuk membuat relasi antara 2
buah entitas, klik item pada palette dengan label
3. Relationship
Kemudian hubungkan kedua
entitas. Beri nama pada relasi yang sudah anda buat dengan melakukan double
klik pada relasi dan mengisi nama pada field Name pada tab General.
4.Inheritance
Untuk membuat inheritance
dari sebuah entitas, terlebih dahulu buat entitas-entitas lain yang merupakan child
dari entitas parent. Lalu klik item pada palette dengan label inheritance, hubungkan entitas parent
dengan salah satu entitas child. Untuk menghubungkan entitas child yang lain,
tarik garis antara lambang inheritance (bentuk setengah lingkaran) dengan
entitas child. Kemudian beri nama pada inheritance anda.
3.6 PDM
Berikut
adalah langkah-langkah membuat PDM :
1. Buka file CDM yang sudah jadi.
2.Dari Tools
pilih Generate Physical Data Model. Pilih DBMS yang akan
digunakan.
3. Setelah klik OK, PDM akan di generate secara otomatis.
4. Tambahkan atribut pada tabel baru yang
dihasilkan (jika ada).
3.7 Membangun Basis Data
Sebuah sistem manajemen basis data
relasional atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai relational database
management system (RDBMS) adalah sebuah program komputer (atau secara lebih
tipikal adalah seperangkat program komputer) yang dirancang untuk
mengatur/memanajemen sebuah basis data sebagai sekumpulan data yang disimpan
secara terstruktur, dan melakukan operasi-operasi atas data atas permintaan
penggunanya. Contoh penggunaan DBMS ada banyak sekali dan dalam berbagai bidang
kerja, misalnya akuntansi, manajemen sumber daya manusia, dan lain sebagainya.
Meskipun pada awalnya DBMS hanya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan berskala
besar yang memiliki perangkat komputer yang sesuai dengan spesifikasi standar
yang dibutuhkan (pada saat itu standar yang diminta dapat dikatakan sangat
tinggi) untuk mendukung jumlah data yang besar, saat ini implementasinya sudah
sangat banyak dan adaptatif dengan kebutuhan spesifikasi data yang rasional
sehinggal dapat dimiliki dan diimplementasikan oleh segala kalangan sebagai
bagian dari investasi perusahaan. Ada beberapa ketidaksepahaman terhadap
definisi atas "relasional" dari DBMS.
Definisi yang paling populer dari sebuah RDBMS seringkali dianggap kurang tepat; beberapa kalangan berargumentasi bahwa penyajian data sebagai kumpulan baris dan kolom sudah cukup memenuhi syarat untuk dikatakan sebagai sebuah RDBMS. Tipikalnya, sebuah sistem basisdata dikatakan memenuhi kriteria sebagai RDBMS apabila memenuhi hukum-hukum yang ditetapkan dalam 12 hukum Codd, namun pada kenyataannya justru kebanyakan sistem basisdata tidak mendukung sepenuhnya implementasi hukum-hukum Codd tersebut.
Kalangan lainnya beranggapan apabila sebuah sistem basisdata tidak mengimplementasikan keseluruhan hukum-hukum Codd tersebut, maka sistem tersebut tidak dapat disebut sebagai relasional. Pandangan seperti ini, yang banyak diterima oleh para teoritis dan kalangan-kalangan lainnya yang memegang teguh prinsip-prinsip Codd, tentunya akan mendiskualifikasikan banyak sistem basisdata yang ada saat ini "tidak murni relasional". Dalam kenyataannya, sistem basisdata yang menggunakan SQL (Structured Query Language) untuk mengakses dan memodifikasi data tidak bisa dikatakan sebagai RDBMS menurut definisi ini. Sementara itu, para pendukung atas sistem basisdata yang ada menyebutkan sebuah sistem basisdata yang menerapkan hanya beberapa dari hukum-hukum Codd tersebut disebut sebagai Sistem Manajemen Basisdata Semi-Relasional/Pseudo-Relational Database Management Systems (PRDBMS). Untuk sistem manajemen basis data yang sepenuhnya menerapkan hukum-hukum Codd tersebut selanjutnya disebut sebagai Sistem Manajemen Basisdata Murni-Relasional/Trully-Relational Database Management Systems (TRDBMS). Saat ini, hampir seluruh RDBMS yang ada menerapkan SQL sebagai bahasa query namun juga menyediakan dan mengimplementasi beberapa alternatif lainnya. Alpora Dataphor adalah RDBMS yang tersedia secara komersil yang mengikuti secara penuh ke dua belas hukum-hukum Codd tersebut, dan kedua kelompok mengenalnya sebagai RDBMS.
Definisi yang paling populer dari sebuah RDBMS seringkali dianggap kurang tepat; beberapa kalangan berargumentasi bahwa penyajian data sebagai kumpulan baris dan kolom sudah cukup memenuhi syarat untuk dikatakan sebagai sebuah RDBMS. Tipikalnya, sebuah sistem basisdata dikatakan memenuhi kriteria sebagai RDBMS apabila memenuhi hukum-hukum yang ditetapkan dalam 12 hukum Codd, namun pada kenyataannya justru kebanyakan sistem basisdata tidak mendukung sepenuhnya implementasi hukum-hukum Codd tersebut.
Kalangan lainnya beranggapan apabila sebuah sistem basisdata tidak mengimplementasikan keseluruhan hukum-hukum Codd tersebut, maka sistem tersebut tidak dapat disebut sebagai relasional. Pandangan seperti ini, yang banyak diterima oleh para teoritis dan kalangan-kalangan lainnya yang memegang teguh prinsip-prinsip Codd, tentunya akan mendiskualifikasikan banyak sistem basisdata yang ada saat ini "tidak murni relasional". Dalam kenyataannya, sistem basisdata yang menggunakan SQL (Structured Query Language) untuk mengakses dan memodifikasi data tidak bisa dikatakan sebagai RDBMS menurut definisi ini. Sementara itu, para pendukung atas sistem basisdata yang ada menyebutkan sebuah sistem basisdata yang menerapkan hanya beberapa dari hukum-hukum Codd tersebut disebut sebagai Sistem Manajemen Basisdata Semi-Relasional/Pseudo-Relational Database Management Systems (PRDBMS). Untuk sistem manajemen basis data yang sepenuhnya menerapkan hukum-hukum Codd tersebut selanjutnya disebut sebagai Sistem Manajemen Basisdata Murni-Relasional/Trully-Relational Database Management Systems (TRDBMS). Saat ini, hampir seluruh RDBMS yang ada menerapkan SQL sebagai bahasa query namun juga menyediakan dan mengimplementasi beberapa alternatif lainnya. Alpora Dataphor adalah RDBMS yang tersedia secara komersil yang mengikuti secara penuh ke dua belas hukum-hukum Codd tersebut, dan kedua kelompok mengenalnya sebagai RDBMS.
3.7 RAT
Mengungkap jumlah entitas ke
entitas yang lain bisa dihubungkan melalui relationship set.
Cardinalitas pemetaan paling banyak digunakan dalam menggambarkan relationship
sets biner. Untuk relationship set biner cardinalitas pemetaan harus
merupakan salah satu dari tipe berikut:
1.
One to one
(satu ke satu)
2.
One to
many (satu ke banyak)
3.
Many to
one (banyak ke satu)
4.
Many to
many (banyak ke banyak)
3.8 Automatic
RDBMS Tools
BAB IV
NORMALISASI
4.1 Pengantar
Normalisasi
Normalisasi database
merupakan suatu pendekatan sistematis untuk meminimalkan redundansi data
pada suatu database agar database tersebut dapat bekerja dengan optimal. Jika
anda seorang database administrator ketika terjadi sesuatu pada database
seperti penurunan kinerja, mungkin anda akan ditanya apakah database tersebut
telah di normalisasi?
Tujuan
Normalisasi Database
Tujuan normalisasi database adalah
untuk menghilangkan dan mengurangi redudansi data dan tujuan yang kedua adalah
memastikan dependensi data (Data berada pada tabel yang tepat). Jika data dalam database tersebut
belum di normalisasi maka akan terjadi 3 kemungkinan yang akan merugikan sistem
secara keseluruhan.
INSERT Anomali: Situasi dimana tidak
memungkinkan memasukkan beberapa jenis data secara langsung di database.
DELETE Anomali: Penghapusan data yang
tidak sesuai dengan yang diharapkan, artinya data yang harusnya tidak terhapus
mungkin ikut terhapus.
UPDATE Anomali: Situasi dimana nilai
yang diubah menyebabkan inkonsistensi database, dalam artian data yang diubah
tidak sesuai dengan yang diperintahkan atau yang diinginkan.
4.2 Bentuk
Normal Pertama (1NF)
Pada tahap ini
dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi
satu harga tunggal yang berinteraksi di antara setiap baris pada suatu tabel,
dan setiap atribut harus mempunyai nilai data yang atomic (bersifat atomic
value). Atom adalah zat terkecil yang masih memiliki sifat induknya, bila
terpecah lagi maka ia tidak memiliki sifat induknya.
Syarat
normal ke satu (1-NF) antara lain:1. Bentuk Tidak Normal (UNF)
Syarat :
Masukan semua atribut yang ada pada dokumen dasar (Dokumen Masukan dan Dokumen Keluaran) pada satu himpunan.
Langkah :
Masukan semua atribut yang ada pada dokumen masukan (Form Data Anggota, Form Data User dan Form Buku) dalam satu himpunan.
Syarat :
Masukan semua atribut yang ada pada dokumen dasar (Dokumen Masukan dan Dokumen Keluaran) pada satu himpunan.
Langkah :
Masukan semua atribut yang ada pada dokumen masukan (Form Data Anggota, Form Data User dan Form Buku) dalam satu himpunan.
4.3 Bentuk
Normal Kedua (2NF) 2. Bentuk
Normal Pertama (1NF)
Syarat :
- Tidak ada baris yang duplikat
- Masing masing Cell atau Atribut bernilai tunggal
Langkah :
- Hapus / Buang atribut yang duplikat (pada kotak merah) yang ada pada Bentuk Tidak Normal (UNF) menjadi Cell yang bernilai tunggal pada
himpunan baru Normalisasi Bentuk Pertama (1NF).
- Tentukan atribut yang akan dijadikan Candidate Key (Calon Kunci yang akan menjadi
Kunci Utama).
Gbr. Bentuk Tidak Normal
Gbr. Bentuk Normal Pertama
Keterangan :
* Candidate Key
* Candidate Key
4. Bentuk Normal Kedua
Syarat :
- Sudah dalam bentuk Normal Pertama.
- Semua atribut yang tidak termasuk dalam Primary Key memiliki ketergantungan fungsional pada Primary Key secara utuh.
Langkah :
Buat tabel baru dengan setiap himpunan yang saling ketergantungan secara fungsional antara atribut Primary Key dan atribut bukan kunci (atribut yang tidak memiliki kunci).
Syarat :
- Sudah dalam bentuk Normal Pertama.
- Semua atribut yang tidak termasuk dalam Primary Key memiliki ketergantungan fungsional pada Primary Key secara utuh.
Langkah :
Buat tabel baru dengan setiap himpunan yang saling ketergantungan secara fungsional antara atribut Primary Key dan atribut bukan kunci (atribut yang tidak memiliki kunci).
Grb. Bentuk Normal Pertama
Gbr. Bentuk Normal Kedua
4. Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Syarat :
Menghilangkan anomali-anomali hasil dari ketergantungan fungsional.
Langkah :
- Sudah dalam bentuk Normal Kedua
- Pisahkan atribut yang merupakan atau menjadi atribut detail (tidak tergantung secara langsung kepada atribut Primary Key). Pisahkan atribut (pada kotak merah) dari himppunan / dari tabel asal pisahkan ke tabel baru.
Syarat :
Menghilangkan anomali-anomali hasil dari ketergantungan fungsional.
Langkah :
- Sudah dalam bentuk Normal Kedua
- Pisahkan atribut yang merupakan atau menjadi atribut detail (tidak tergantung secara langsung kepada atribut Primary Key). Pisahkan atribut (pada kotak merah) dari himppunan / dari tabel asal pisahkan ke tabel baru.
DAFTAR PUSTAKA
Silberschatz,
A., Korth, H.F. & Sudarshan, S., 2011. Database
System Concepts Sixth Edition. New York: McGraw-Hill.
Elmasri,
R. & Navathe, S.B., 2011. Fundamentals
of Database System Sixth Edition. Boston: Addison-Wesley.
Komentar
Posting Komentar